Cruella (2021) adalah film live-action yang menceritakan asal-usul
salah satu karakter paling terkenal dan jahat dalam dunia Disney, yaitu Cruella de Vil. Disutradarai oleh Craig Gillespie, film ini menawarkan pandangan baru yang lebih mendalam tentang kehidupan seorang wanita terkenal karena kejahatannya terhadap anjing-anjing Dalmatian. Dengan latar belakang dunia mode yang glamor, Cruella memperkenalkan sisi lain dari karakter yang banyak dikenal, dan mengubahnya menjadi tokoh yang lebih kompleks dan berwarna.
Plot Cerita: Dari Estella ke Cruella
Cruella membawa penonton ke tahun 1970-an di London, di mana seorang gadis muda bernama Estella (Emma Stone) berjuang untuk memulai karier di dunia mode. Estella adalah seorang anak yatim piatu dengan bakat luar biasa dalam desain pakaian, tetapi dia juga memiliki sifat pemberontak yang sering membuatnya berselisih dengan aturan yang berlaku. Dalam usahanya untuk mencapai kesuksesan, Estella bertemu dengan dua pria bernama Jasper (Joel Fry) dan Horace (Paul Walter Hauser), yang kemudian menjadi temannya.
Setelah berbagai peristiwa yang menimpa, Estella mulai
bertransformasi menjadi Cruella, sebuah alter ego yang lebih gelap dan bercita-cita tinggi. Di balik penampilannya yang flamboyan dan sikap beraninya, Cruella menyimpan kisah kelam yang terkait dengan masa lalunya dan hubungannya dengan ibu angkatnya, baroness von Hellman (Emma Thompson), seorang perancang mode terkenal yang menjadi rival abadi Cruella. Persaingan di antara mereka menciptakan konflik yang menarik, di mana Cruella harus memilih antara tetap menjadi dirinya yang asli atau mengorbankan segalanya demi mencapai kekuasaan di dunia mode.
Pengembangan Karakter: Estella Menjadi Cruella
Cruella memberikan pendekatan yang lebih manusiawi terhadap karakter yang selama ini dikenal sebagai penjahat dalam 101 Dalmatians. Dalam film ini, penonton dapat melihat perubahan Estella, yang sebelumnya berhati baik, perlahan-lahan berubah menjadi sosok yang kejam dan ambisius. Emma Stone berhasil menghidupkan karakter ini dengan semangat dan karisma, menampilkan sisi gelap yang memantik simpati.
Meskipun sering bertindak jahat, film ini menggambarkan Cruella
sebagai wanita yang berjuang untuk menemukan tempatnya di dunia dan merebut haknya untuk diakui. Perubahan ini didorong oleh berbagai faktor, mulai dari pengkhianatan yang diterima, hingga ambisi untuk menjadi lebih dari sekadar pelayan dunia mode. Usahanya untuk membuktikan diri, serta hubungannya yang rumit dengan baroness, membuat karakter Cruella semakin kompleks dan berlapis.
Visual dan Estetika: Mode dan Glamour yang Mempesona
Salah satu kekuatan utama dari Cruella adalah penggambaran dunia mode yang luar biasa glamor dan berkelas. Setiap adegan dalam film ini penuh dengan kostum yang menakjubkan, dengan desain yang berani dan dramatis. Pakaian yang dikenakan oleh Emma Stone sebagai Cruella sangat mencolok dan mencerminkan karakter yang tidak takut untuk menonjol. Keberanian dalam berpakaian ini menjadi simbol dari keinginan Cruella untuk menentang konformitas dan menampilkan sisi gelap dirinya.
Selain itu, penggunaan warna dan pencahayaan yang dramatis dalam film ini
menambah nuansa artistik yang kental. Nuansa merah, hitam, dan putih sering kali mendominasi adegan-adegan pivotal, memberikan kesan tajam yang menggambarkan konflik internal dan eksternal yang dialami oleh karakter utama. Elemen-elemen ini bekerja dengan baik untuk menciptakan suasana yang unik, membedakan Cruella dari film Disney lainnya yang lebih ceria dan ringan.
Tema: Ambisi, Kekuatan, dan Kejatuhan
Cruella bukan hanya sekadar film tentang fashion dan kejahatan, tetapi juga mengangkat tema mengenai ambisi dan apa yang seseorang bersedia korbankan untuk mencapainya. Estella yang bertransformasi menjadi Cruella menggambarkan bagaimana kekuatan dan prestasi dapat mengubah seseorang, serta bagaimana sisi gelap dapat muncul dari dalam jiwa yang terdalam. Film ini juga menyoroti ketegangan antara individu yang berjuang untuk diakui dan pihak-pihak yang sudah mapan dan berkuasa.
Film ini menunjukkan bahwa, meskipun kesuksesan dapat membawa seseorang ke puncak, itu juga bisa menjadi jalan menuju kehancuran, terutama ketika seseorang tidak lagi mengenali batas antara yang benar dan yang salah.